Selasa, 12 September 2023

misteri kota saranjana

kota saranjana

Kota Saranjana di Kalimantan Selatan menjadi misterius karena keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia. Namun, nama Saranjana pernah tercantum dalam peta yang dibuat pada masa Hindia Belanda. Saranjana dikenal sebagai kota gaib yang terletak di Pulau Kalimantan. Kisah tentang kota tersebut sudah menjadi legenda bagi masyarakat di sana. Berikut adalah beberapa fakta dan kisah misteri tentang Kota Saranjana. 



 Fakta-Fakta Kota Saranjana

1. Beragam versi lokasi 
Terdapat beberapa versi yang menyebutkan lokasi Kota Saranjana. Kota Saranjana disebut berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun, ada pula versi lain yang mengatakan bahwa Kota Saranjana berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut. Menurut versi lainnya, sebuah bukit kecil yang berada di Desa Oka-oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan disebut menjadi lokasi keberadaan Kota Saranjana.  

2. Terekspos di Peta Hindia Belanda 
Meskipun keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia, ternyata keberadaan Kota Saranjana telah terekspos di peta Hindia Belanda. Pada peta Borneo buatan tahun 1845 itu, kartograf Salomon Muller menuliskannya dengan nama T. Serandjana atau Tandjong (Tanjung) Serandjana. Namun, tidak ada yang bisa memastikan apakah Salomon, yang kala itu melakukan perjalanan untuk meneliti tumbuhan dan binatang di kepulauan di Indonesia, benar-benar menginjakkan kaki di Tandjong Serandjana tersebut.

3. Kota tak kasat mata 
Kota gaib Saranjana disebut kota yang tak kasat mata dan tak bisa dilihat oleh orang awam.Kota ini dikatakan dapat dilihat dengan mata batin. Tak hanya itu, banyak yang menyebut Saranjana sebagai sebuah kota berperadaban maju dengan jajaran gedung menjulang tinggi bak kota impian. Meski tidak tampak, keberadaan Kota Saranjana diyakini oleh masyarakat Kalimantan. 


Kisah Misteri Kota Saranjana

1. Kedatangan alat berat tanpa pemilik 
Terdapat cerita yang kerap didengar masyarakat dan beredar dari mulut ke mulut mengenai kedatangan alat berat ke wilayah tersebut. Alat berat seperti ekskavator dan buldoser yang datang itu merupakan pesanan dari Jakarta dengan alamat tujuan Kota Saranjana. Uniknya, pesanan tersebut sudah lunas dibayar oleh pengirimnya. Kisah yang disebut terjadi pada 1980-an itu tentu membuat heran. Pasalnya, tidak ada daerah bernama Saranjana di wilayah Kabupaten Kotabaru.

2. Kurir yang bermalam di Kota Saranjana 
Seorang kurir konon pernah bermalam di kota gaib Saranjana. Bukan hanya itu, ia juga dikisahkan pulang dengan membawa 4 kilogram emas.

3. Dihuni jin Kisah gaib lainnya adalah tak kasat mata. Kota Saranjana dikatakan sebagai sebuah kota yang sangat maju. Kemajuan dan kemegahan kota disebutkan tampak dari keberadaan deretan gedung yang menjulang tinggi. Selain itu, konon Kota Saranjana juga dihuni oleh makhluk astral atau jin. 

Rabu, 06 September 2023

misteri tentang Naga

 APAKAH BENAR NAGA ITU NYATA?

Melansir The Cold Wire, naga itu ternyata tidak nyata dan hanya mitos. Belum ada bukti empiris kuat untuk mendukung klaim keberadaan naga dalam bentuk makhluk sebenarnya. Kemungkinan besar fosil naga yang ditemukan berasal dari tumbukan tulang dinosaurus.

Sebab pada zaman kuno, ahli paleontologi amatir menemukan tulang dinosaurus. Mereka mempercayai tulang itu berasal hewan mengerikan, salah satunya naga. Kenyataannya tulang itu miliki dinosaurus berjenis T-rex.

Beberapa legenda mungkin mengaitkan naga dengan hewan lainnya seperti komodo. Hal itu karena komodo adalah kadal terbesar di dunia, hewan ini memiliki berat 300 pon dan panjang 10 kaki.

Komodo juga merupakan hewan bersisik besar yang berjalan dengan posisi merangkak. Meski tidak sebesar naga, kedua hewan ini memiliki sejumlah kemiripan terutama pada gigi dan cakar yang tajam.

Saking tajamnya gigi dan cakar kedua hewan ini dapat mengoyakkan manusia. Tidak diketahui berapa banyak cakar dan gigit naga di dalam legenda. Sebab seringkali novel atau film fantasi tidak memberikan angka spesifik.

Salah satu ciri khas naga adalah senjata pernafasan. Mitos menceritakan naga mengeluarkan nafas api. Mungkin komodo tidak menyemburkan api, tetapi hewan tropis ini memiliki senjata penyembur tersendiri.

Komodo memiliki nafas mematikan. Nafas komodo mengandung bakteri yang berguna untuk melemahkan mangsanya. Itulah mengapa komodo tidak mengejar mangsanya setelah menggigitnya.

Sisik keras dan kasar naga juga sangat terkenal. Dalam cerita fantasi, sisik naga digunakan untuk membuat perhiasan atau potongan baju besi.

Sebuah studi menemukan bahwa komodo dewasa memiliki kulit tebal dan jalinan tulang yang rumit. Ciri ini membuat mereka mirip dengan naga mitos.






Jumat, 01 September 2023

gunung sindoro

 gunung sindoro

Gunung Sumbing memiliki lima jalur pendakian dengan jalur yaitu via Garung, via Cepit Parakan, via Mangli Kaliangkrik, via Bowongso, dan via Dusun Butuh. Adapun jalur pendakian paling populer adalah Desa Garung, Wonosobo karena menjadi jalur yang ramah untuk pendaki pemula. Sementara pendakian yang lebih sepi bisa diakses via jalur Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. Seperti diketahui bahwa Dusun Butuh adalah dusun tertinggi di lereng Gunung Sumbing, sekaligus memiliki jalur pendakian terberat. Di sekitar kawah Gunung Sumbing terdapat kawasan sabana bernama Segoro Banjaran. Para pendaki biasanya ingin menikmati pemandangan lautan awan khas Gunung Sumbing atau panorama saat matahari terbit di puncak gunung. Dari lokasi ini juga bisa diamati gunung di Jawa Tengah, meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, hingga Lawu.


Peningkatan Aktivitas Vulkanik, Desember 2011

PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) meningkatkan status Gunung Sindoro dari Aktif Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II), terhitung mulai 5 Desember 2011 pukul 20.00 WIB. Peningkatan aktivitas Gunung Sindoro teramati dengan meningkatnya aktivitas kegempaan dan visual, terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal. Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal mulai meningkat bulan November 2011, dan cenderung mengalami peningkatan hingga Desember 2011.

Hasil 2 kali pengamatan visual dan pengukuran suhu di kawah puncak pada beberapa titik di sekitar kawah, yaitu tanggal 26 November 2011, dan 2 Desember 2011, menunjukkan adanya kepulan asap dari fumarol dengan temperatur rata-rata sebesar 75 °C pada 26 Oktober, dan 95 °C pada 2 November. Pada tanggal 2 November tinggi asap fumarol sudah melewati bibir kawah gunung (sekitar beberapa puluh meter) dengan tekanan asap lemah-sedang.

Status Gunung Sindoro kembali diturunkan menjadi Aktif Normal (Level I) pada 30 Maret 2012, terhitung mulai pukul 14.00 WIB menyusul terjadinya penurunan aktivitas vulkanik secara visual maupun kegempaan. Dari hasil pengamatan, teramati aktivitas vulkanik secara visual maupun kegempaan cenderung mengalami penurunan dan tidak mengalami peningkatan. 






gunung sumbing

 Gunung Sumbing merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Melansir laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, letusan dalam sejarah Gunung Sumbing hanya tercatat satu kali yaitu tahun 1730.

Letusan ini terjadi di kawah puncak, dimana terbentuk kubah lava dengan aliran lava ke arah bibir kawah terendah. Sering disebut juga sebagai gunung kembar, Gunung Sindoro dan Sumbing memang terletak saling berdekatan.Gunung ini memiliki ketinggian 3.371 mdpl dan menjadi gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Gunung Slamet. Dilansir dari laman Disporapar Provinsi Jawa Tengah, Gunung Sumbing secara administratif berada di tiga kabupaten, yaitu Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.

Gunung Sumbing berjenis Stratovolcano dengan dua.puncak bernama Puncak Sejati dan Puncak Selo Konten. Pesona Gunung Sumbing menjadi daya tarik tersendiri sehingga di musim tertentu, jalur pendakian ini banyak didatangi para pendaki.


                                                  

Asal Nama Gunung Sumbing

Melansir laman tribunnewswiki.com, konon nama Gunung Sumbing berasal dari legenda gunung kembar di wilayah tersebut. Menurut mitos yang beredar, nama kedua gunung ini terkait dengan cerita legenda setempat tentang sepasang anak kembar. Kedua anak ini dikenal selalu bertengkar dan tidak pernah akur sehingga ayahnya merasa kewalahan. Akhirnya sang ayah memukul salah seorang anak kembar tersebut hingga bibirnya sumbing. Seorang anaknya akhirnya dipanggil Si Sumbing dan salah seorang anak lainnya bernama Si Ndoro. Hal ini sesuai dengan kenampakan bubur kawah Gunung Sumbing yang sedikit terbelah seperti bibir yang sumbing. 

Memiliki Lima Jalur Pendakian

 Gunung Sumbing memiliki lima jalur pendakian dengan jalur yaitu via Garung, via Cepit Parakan, via Mangli Kaliangkrik, via Bowongso, dan via Dusun Butuh. Adapun jalur pendakian paling populer adalah Desa Garung, Wonosobo karena menjadi jalur yang ramah untuk pendaki pemula. Sementara pendakian yang lebih sepi bisa diakses via jalur Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. Seperti diketahui bahwa Dusun Butuh adalah dusun tertinggi di lereng Gunung Sumbing, sekaligus memiliki jalur pendakian terberat. Di sekitar kawah Gunung Sumbing terdapat kawasan sabana bernama Segoro Banjaran. Para pendaki biasanya ingin menikmati pemandangan lautan awan khas Gunung Sumbing atau panorama saat matahari terbit di puncak gunung. Dari lokasi ini juga bisa diamati gunung di Jawa Tengah, meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, hingga Lawu.






Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

 Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional wanita asal Aceh. Ia lahir di Lampadang, Aceh, pada 1850 dan dibesarkan dalam keadaan memanas antara Aceh dan Belanda.
Menurut buku berjudul 'Cut Nyak Dhien: Ibu Perbu dari Tanah Rencong' karangan Anita Retno Winarsih, Cut Nyak Dien juga dikenal dengan sebutan wanita dari Tanah Rencong atau wanita dari Aceh.

Cut Nyak Dien Menikah di Usia Muda

Melansir dari situs Jakgo Smartcity Jakarta, Cut Nyak Dien menikah di usia muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Saat Lampadang diduduki oleh Belanda pada Desember 1875, Cut Nyak Dien mengungsi ke tempat lain.
Suami dan ayahnya berjuang di Lempadang melawan Belanda. Lamnga tewas dalam perjuangan di Gle Tarum, Juni 1878.


Cut Nyak Dien: Meninggal Dunia Saat Diasingkan

 Sewaktu akan ditangkap, Cut Nyak Dien mencabut rencong dan berusaha melawan. Namun tangannya dapat dipegang oleh seorang tentara Belanda, lalu ditawan, dan dibawa ke Banda Aceh.
Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Ia diasingkan bersama seorang panglima perangnya dan seorang anak berusia 15 tahun bernama Teuku Nana.

Ia meninggal dunia pada 6 November 1908, dan dimakamkan di Sumedang, tepatnya di Makam Keluarga H. Husna di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Di Jakarta, nama Cut Nyak Dien diabadikan sebagai nama jalan yang terletak di kawasan Menteng.

Sementara itu, Teuku Nana melanjutkan hidupnya di Sumedang. Ia menikah dengan gadis dari Cipada bernama Iyoh sampai mempunyai tiga orang anak, yakni Maskun, Ninih, dan Saria. Setelah berkeluarga, Teuku Nana pergi dari Sumedang dan kembali ke Aceh.





Jendral soedirman

 JENDRAL SOEDIRMAN 

Sejarah Jenderal Sudirman akan mebahas profil salah satu pahlawan nasional di bidang Militer. Dia pernah mengemban amanah sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kini berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sudirman merupakan salah satu dari tiga nama tokoh nasional militer dengan gelar jenderal besar bintang lima di Indonesia, bersanding dengan Jenderal A.H Nasution dan Jenderal Soeharto. Sudirman terkenal dengan kiprah cemerlang kepemimpinan militernya di zaman kependudukan Jepang dan perjuangan pergerakan kemerdekaan. Dalam menggempur penjajah, Sudirman bersama pasukannya melancarkan taktik gerilya.


Kehidupan Awal Jenderal Sudirman

 Jenderal kelahiran Purbalingga 24 Januari 1916 itu merupakan anak dari pasangan Karsid Kartawiuraji dan Siyem. Karsid Kartowirodji, ayah Sudirman adalah seorang pekerja pabrik gula di Kalibagor, Banyumas. Sementara ibunya bernama Siyem adalah keturunan Wedana Rembang. Namun, sejak kecil Sudirman dirawat oleh Pamannya bernama Raden Cokrosunaryo yang saat itu menjabat sebagai camat Rembang. Oleh karena Pamannya yang tidak kunjung memiliki anak, Sudirman kemudian diangkat Pamannya sebagai anak. Tika Hatikah dalam Keteladanan Sang Tokoh menyatakan, pendidikan Jenderal Sudirman dimulai di Hollandsch Inlandche School. Namun, saat tahun kelima, ia berhenti dari sekolah itu dan melanjutkan di sekolah Taman Siswa Yogyakarta. Ia pintar dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan memperdalam ilmu agama. Ia didik dengan baik oleh gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad Kholil. Pada masa sekolah, Sudirman aktif dalam organisasi kepanduan Hizbul Wathan. Pada awalnya Sudirman bukanlah berasal dari kemiliteran, dia tercatat pernah berprofesi sebagai guru. Sudirman sempat mengajar di sekolah Wirotomo, ia juga aktif di organisasi kepemudaan Muhammadiyah.


Karier Militer Jenderal Sudirman
 Sudirman berkenalan dengan dunia kemiliteran diawali dengan menjadi semacam hansip yang mengantisipasi serangan udara di zaman kolonial. Namun, sosoknya yang giat dan pandai berorganisasi membuat karier militernya tidak lantas berhenti di sana. Sebelum kedatangan tentara Jepang, ia pernah diminta pemerintah Belanda untuk memberikan pelatihan kemiliteran kepada tentara pribumi. Ia juga pernah memimpin organisasi bentukan Jepang, Syu Sangikai yang bertujuan untuk menjaga keamanan Indonesia dari sekutu. Organisasi itu bergabung dengan dengan Pembela Tanah Air (PETA). Kemudian dia mendapatkan materi kemiliteran melalui latihan menjadi calon komandan battalion Bogor pada zaman Jepang selama tiga bulan. Setelah itu, dia diangkat menjadi komandan dan ditugaskan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Di sana Sudirman diberikan akses persenjataan lengkap. Sudirman dikenal dan makin dipercaya berkat Palagan Ambarawa pada akhir 1945. Meski korban di pihak Indonesia jauh lebih besar dibanding pasukan Inggris yang menang Perang Dunia II, pertempuran itu dianggap sebagai kemenangan gemilang. “Orang-orang Indonesia sangat gembira. Mereka menganggap bahwa pengunduran terpaksa dari pihak Sekutu itu adalah suatu kemenangan taktis militer,” tulis Ben Anderson dalam Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946 (1988: 174). Kiprah Sudirman di Ambarawa itu kelak dikenang sebagai Hari Infanteri. Pertempuran ini membuat Presiden Sukarno mempercayakan kepemimpinan tentara di tangan Sudirman. Saat itu, Sudirman sudah terpilih sebagai panglima lewat voting pada 12 November 1945. Satu bulan setelah diangkat menjadi pimpinan militer Indonesia, Sudirman yang saat itu sedang menderita sakit TBC harus menghadapi Agresi Militer II Belanda. Dengan kondisi fisik yang sebenarnya tidak memungkinkan untuk memimpin perang gerilya, Sudirman tetap bersikeras melanjutkan perjuangan bersama pasukannya di dalam tandu darurat. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mencatat bahwa Sudirman melakukan pergerakan dengan keadaan sakit dan lemah itu hampir selama tujuh bulan. Hingga pada akhirnya karena kondisi yang kian memburuk, Sudirman harus pulang dari medan perang agar mendapatkan perawatan. Kondisi kesehatannya inilah yang kemudian menjadi penyebab wafatnya Sudirman pada 29 Januari 1950. Dia berpulang pada usia yang masih cukup muda yaitu 34 tahun. Sang Jenderal Besar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.




pangeran diponegoro

 1. pangeran diponegoro

Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Putra sulung dari Sultan Hamengkubuwono III ini dikenal karena menjadi pimpinan Perang Diponegoro saat tahun 1825 sampai 1830.

Perang Diponegoro adalah perang dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah Indonesia. Atas perjuangannya melawan penjajah, ia dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional. Serta mendapat rangkaian kehormatan seperti didirikan Museum Monumen Pangeran Diponegoro, dan namanya dijadikan sebagai nama stadion, jalan, sampai universitas

Pada 1830, Belanda melakukan siasat licik dengan pura-pura mengajak Pangeran Diponegoro berunding di Magelang. Dalam perundingan, ia ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu dipindah ke Ujung Pandang dan meninggal di sana pada 8 Januari 1985.

Bendara Raden Mas Mustahar (atau biasa dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro, 11 November 1785 – 8 Januari 1855) adalah salah seorang pahlawan nasional republik indonesia, yang memimpin perang diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah hindia belanda.

Sejarah mencatat, Perang Diponegoro atau Perang Jawa dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia, yakni 8.000 korban serdadu Hindia Belanda, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta Gulden.

Diponegoro lahir di yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dari ibu yang merupakan seorang selir (garwa ampeyan), bernama R.A Mangkarawati, dari pacitan dan ayahnya bernama Gusti Raden Mas Suraja, yang di kemudian hari naik takhta bergelar Hamengkubuwana III. Pangeran Diponegoro sewaktu dilahirkan bernama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya. Nama Islamnya adalah Abdul Hamid. Setelah ayahnya naik takhta, Bendara Raden Mas Antawirya diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara.

Ketika dewasa, Pangeran Diponegoro menolak keinginan sang ayah untuk menjadi raja. Ia sendiri beralasan bahwa posisi ibunya yang bukan sebagai istri permaisuri, membuat dirinya merasa tidak layak untuk menduduki jabatan tersebut.

Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pribadi yang cerdas, banyak membaca, dan ahli di bidang hukum Islam-Jawa. Dia juga lebih tertarik pada masalah-masalah keagamaan ketimbang masalah pemerintahan keraton dan membaur dengan rakyat. Sang Pangeran juga lebih memilih tinggal di tegalrejo, berdekatan dengan tempat tinggal eyang buyut putrinya, yakni Gusti Kangjeng Ratu Tegalrejo, permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I, daripada tinggal di keraton.

Pangeran Diponegoro mulai menaruh perhatian pada masalah keraton ketika dirinya ditunjuk menjadi salah satu anggota perwalian untuk mendampingi Sultan Hamengkubuwana V. (1822) yang saat itu baru berusia 3 tahun. Karena baru berusia 3 tahun, pemerintahan keraton sehari-hari dikendalikan oleh Patih Danureja IV, dan Residen Belanda. Pangeran Diponegoro tidak menyetujui cara perwalian seperti itu, sehingga dia melakukan protes.









misteri kota saranjana

kota saranjana Kota Saranjana di Kalimantan Selatan menjadi misterius karena keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia. Namun, nama ...